MATI 1 DETIK TANPA HARAPAN
KIKI SETIANINGSIH
23316913
1TB03
ILMU BUDAYA DASAR 1
MATI 1 DETIK TANPA HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi.
Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus
asa. Tanpa harapan manusia tidak artinya sebagai manusia. Manusia yang tak
mempunyai harapan berarti tak dapat diharapakan lagi.
Menurut kodratnya dalam
diri manusia ada dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat itu ialah menangis, tertawa, berpikir, berkata, bercinta,
mempunyai keturunan dan lain sebagainya. Kebutuhan hidup ialah kebutuhan
jasmani dan rohani.
Kebutuhan jasmani ialah : pengan, sandang dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi : kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan hiburan dan lain sebagainya.
Kebutuhan jasmani ialah : pengan, sandang dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi : kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan hiburan dan lain sebagainya.
Hidup tanpa harapan
adalah mati. Ungkapan seorang motivator yang sering disunting untuk memberikan
motivasi kepada orang banyak. Harapan adalah bentuk transformasi atas
perjalanan hidup. Jika harapan itu terpotong maka proses transformasi tersebut
menjadi terhenti dan hidup akan menjadi tidak jelas.
Hidup memang tidak akan
lepas dari berbagai tuntutan yang harus dipenuhi. Jika dalam proses hidup ini tidak
memiliki orientasi maka hidup akan berjalan tanpa arah, terombang ambing oleh
keadaan. Adanya harapan juga bisa diartikan sebagai haluan, di mana pada saat
hidup ini mendapati kebingungan maka yang menjadi pijakan awal atau tujuan
awalnya adalah tetap kembali kepada harapan yang telah tersemai dalam diri,
sehingga dengan sendirinya akan muncul dalam diri anda untuk selalu bangkit
mencapai harapan-harapan tersebut.
Harapan adalah Sumber
Kehidupan
Tanpa harapan, kita
akan dengan mudah menyerah dan memohon kematian lebih cepat dari seharusnya.
Bukti mengesankan ini tidak hanya terjadi dalam fenomena manusia saja tetapi
juga pada hewan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ketika hewan ditempatkan
dalam situasi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, dan tidak diberi
kesempatan untuk melarikan diri, pada akhirnya mereka akan mati secara perlahan
karena kehilangan harapan untuk hidup dalam situasi tersebut. Namun pada kasus
yang berbeda, jika hewan-hewan itu berada pada situasi tak berdaya, kemudian
mereka diberi beberapa waktu untuk mengetahui bahwa ada upaya untuk membebaskan
diri dari situasi yang berbahaya itu, maka hewan-hewan itu akan hidup lebih
lama dan terus berusaha melepaskan diri dari situasi tidak menyenangkan itu.
Ketika seorang pasien
divonis bahwa hidupnya tinggal beberapa bulan lagi, lalu ia menyerahkan
semuanya termasuk harapan untuk mendapatkan kembali kesehatannya, maka
persentase tingkat kehidupannya akan berkurang dari beberapa minggu. Namun lain
halnya ketika ia memiliki harapan dan motivasi untuk terus hidup, maka ia dapat
bertahan melebihi batas waktu kehidupan yang diberikan. Mengapa bisa terjadi
demikian? Pada dasarnya orang-orang yang tidak memiliki keinginan untuk hidup
lebih lama, akan memiliki peluang hidup yang sangat rendah, untuk mengalahkan
ketakutan mereka. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri. Siapapun yang
menganggap tidak ada kesempatan untuk melarikan diri dari situasi yang sulit,
akan membuat mereka menyerah kalah sebelum berperang. Mereka mati bukan karena
tidak ada jalan keluar tetapi mati karena rasa putus asa.
Ada sebuah kisah nyata
tentang seorang pria yang terjebak dalam sebuah pendingin ruangan di perusahaan
tempat ia bekerja. Dengan hanya mengenakan kaos tipis pada saat itu, dia
mencoba untuk menggedor-gedor pintu dengan harapan rekan-rekan kerja yang lain
mendengarnya. Tetapi karena hari telah malam dan jam kerja telah usai, hanya ia
sendirian di sana. Berbagai macam kemungkinan muncul di dalam pikiran pria itu,
bagaimana ia mati dan ditemukan oleh rekan kerjanya keesokan pagi atau mungkin
beberapa hari kemudian jika kantor libur esoknya. Pada dasarnya ia telah
berhenti berharap dan pada saat itu ia merasakan kedinginan yang sangat kuat.
Keesokan paginya rekan-rekan kerjanya menemukan dia mati membeku. Yang paling
mengherankan adalah pintu tidak terkunci sama sekali. Dia meninggal karena
keyakinannya bahwa ia tidak punya peluang untuk hidup. Dia putus asa dan karena
itu ia mati.
Sesungguhnya mesin
penggerak manusia adalah harapan. Hanya orang yang memiliki harapan yang mampu
bertahan hidup dalam ujian yang ringan maupun berat. Hanya pemburu harta karun
yang memiliki harapan menemukan sesuatu yang ia cari, akan menemukan harta
karun itu. Hanya orang-orang yang memiliki harapan untuk perdamaian dan percaya
bahwa mereka bisa menyumbangkan sesuatu untuk itu, akan menciptakan
ketentraman. Hanya penjual yang memiliki harapan bahwa ia akan menemukan
pelanggan untuk produknya, berhasil menjual produk-produknya. Hanya atlet yang
memiliki harapan, yang akan menang untuk mendukung semua upaya latihannya
selama ini. Hanya dia yang percaya bahwa ada solusi untuk masalah, yang akan
mengambil upaya untuk menemukan solusi itu. Tanpa harapan, tidak akan ada
kemajuan, kelangsungan hidup dan masa depan.
Manusia tanpa harapan,
ibarat Jasad tanpa Ruh. Manusia tanpa harapan, ibarat mayat hidup separuh. Manusia
tanpa harapan, ibarat beragama tak menyeluruh. Sebesar apapun persoalan,
jangan pernah putus harapan. Sebab, Allah telah berfirman:
jangan pernah putus harapan. Sebab, Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.”
Sebesar apapun dosa,
jangan pernah putus asa. Sebab, putus asa adalah induk segala dosa. Syirik
memang dosa sangat besar, tapi harapan ampunan jangan terkapar.
Syirik tidak diampuni oleh Allah, bila pelakunya keburu mati tanpa Harapan. Harapan adalah Ruh Kehidupan.
Syirik tidak diampuni oleh Allah, bila pelakunya keburu mati tanpa Harapan. Harapan adalah Ruh Kehidupan.
Harapan mampu menembus ruang yang penuh tekanan.
Harapan mampu melampaui waktu yang penuh kesempitan.
Bila Masih ada Allah
dalam hati kita, maka tak boleh harapan itu berlalu.
Bila masih ada iman dalam jiwa kita, Maka putus asa bukanlah cara kita.
Bila masih ada iman dalam jiwa kita, Maka putus asa bukanlah cara kita.
Tetaplah berharap pada
Allah dan rahmat-Nya. Lalu iringi dengan rasa takut pada-Nya dan siksa-Nya.
Komentar
Posting Komentar